Si kecil susah makan? Bisa jadi hal ini disebabkan kelainan otot dan saraf yang menyebabkan gangguan motorik pada area mulutnya. Tetapi, bisa juga karena anak Anda adalah picky eaters (pemilih makanan). Faktor yang mempengaruhi seorang anak menjadi picky eaters biasanya adalah menyangkut masalah psikologi. Misalnya, anak meminta perhatian lebih, orang tua yang sering bertengkar, atau ketidaksukaan anak pada salah seorang anggota.
Bila kondisi tersebut terjadi pada anak, ada tips untuk mengatasinya, seperti disampaikan dr Vimaladewi Lukito, SpA, dalam talkshow "Feeding Difficulty in Children", di Tirtayu Healing Center, Jakarta, beberapa waktu lalu.
1. Buatlah menu yang tidak monoton
Menentukan menu setiap harinya adalah pekerjaan gampang-gampang susah bagi seorang ibu. Selera yang berbeda dari setiap anggota keluarga membuat ibu bingung memilih menu yang dapat memuaskan seluruh anggota keluarga. Salah-salah, pemilihan menu jadi monoton dan tidak menarik.
Agar anak tertarik untuk mencoba masakan yang Anda buat, cobalah membuat menu yang berbeda dan menarik setiap harinya. Anda bisa menaruh sayur (misal wortel) dengan bentuk unik seperti bunga, bintang, atau bulan, atau membuat rangkaian unik dari brokoli. Anda juga bisa membuat makanan unik seperti kue dengan bahan dasar sayur atau buah yang dipadukan dengan cokelat, susu, atau pewarna makanan yang cerah. Anak-anak tentu menyukai makanan yang berwarna-warni.
2. Hormati rasa suka dan tidak suka anak
Layaknya orang tua, anak-anak juga memiliki perasaan suka dan tidak suka. Jangan sekali-kali memaksa anak untuk makan wortel misalnya, kalau dia tidak suka. Masih banyak sayuran lainnya yang baik untuk mata (bila itu tujuan Anda memintanya mengonsumsi wortel), seperti bayam dan brokoli.
“Kalau orang tuanya tidak menyukai salah satu makanan, jangan memaksa anak untuk memakan sesuatu yang tidak ia sukai walaupun kandungannya baik untuk pertumbuhan si anak, apalagi sampai memaksa dengan cara kasar,” jelas dr Vimaladewi. “Anak-anak juga punya hak untuk dihargai apa yang dia sukai dan apa yang tidak disukai. Orang tua saja tidak mau kalau dipaksa memakan makanan yang tidak disukai apalagi anak-anak,” tambahnya
3. Libatkan anak dalam proses penyajian
Ajak anak untuk memilih menu yang menggunakan bahan dasar sayur atau buah. Libatkan dalam proses pembuatan dan penyajiannya. Kemudian, cicipi bersama. Kegiatan ini akan memberikan pelajaran dan pengenalan makanan yang berkesan bagi si kecil.
“Menyuruh anak untuk melakukan hal kecil seperti mengambil sendok atau gelas, dan melibatkannya dalam proses penyajian akan membuat anak merasa senang, sekaligus mengajarkannya untuk menghargai apa yang telah dibuat bersama dengan memakan makanan yang telah dimasak,” ujar dr Vimaladewi.
Jika anak tidak menyukai sayur atau buah, ajak mereka ke perkebunan sayur dan buah. Perkenalkan mereka dengan aneka jenis sayur dan buah-buahan, lalu biarkan mereka menyentuh buah dan sayur tersebut. Terangkan juga padanya bahwa sayuran dan buah tersebut akan membuatnya sehat dan kuat.
4. Atur waktu makan dengan tepat
Perlakukan jam makan dengan tepat, yaitu tiga kali makan besar dan dua kali makan kecil (snack). Siapkan sarapan sebelum dia berangkat sekolah, dan tetapkan waktu maksimal untuk makan, misalnya 20 menit. Jika tidak habis, ambil makanan tersebut. Jika anak sudah lapar lagi sebelum waktunya makan atau snacking, usahakan jangan memberikan makan dulu. Gunanya agar ia mengerti bahwa makanan harus dihabiskan saat makan agar ia tidak terasa lapar. Tidak perlu takut anak akan sakit, karena ini adalah proses pembelajaran bagi anak untuk menghargai makanan yang sudah diberikan.
Usaha ini tentu saja perlu dukungan dari seluruh anggota keluarga, khususnya nenek atau kakek yang biasanya cenderung mengikuti kemauan cucunya. Jelaskan pada mereka bahwa usaha ini demi kebaikan anak Anda sendiri.
6. Berikan lebih sedikit porsi makan dari biasanya
Untuk permulaan, berikan porsi yang lebih sedikit pada anak agar ia dapat menghabiskan makanannya. Setelah makanan habis, jangan lupa memuji anak. Dengan dipuji, anak akan lebih bersemangat dan makan lebih banyak lagi nantinya.
7. Jangan menyogok anak
Menyogok anak dengan iming-iming mainan baru, uang, atau makanan yang ia sukai, hanya akan membuatnya ketagihan dan hanya akan makan jika ada iming-imingnya. Yang perlu Anda ketahui adalah anak hanya ingin makan ketika mereka merasa lapar. Tidak perlu langsung cemas dengan makan mereka yang sedikit dan melakukan apapun termasuk memberikan iming-iming agar mereka mau makan. Porsi makan yang sedikit pada anak bisa jadi memang karena sejumlah itulah yang mereka butuhkan karena anak usia di atas 1 tahun biasanya memiliki pertumbuhan dan berat badan yang melambat.
SUMBER: KOMPAS
Bila kondisi tersebut terjadi pada anak, ada tips untuk mengatasinya, seperti disampaikan dr Vimaladewi Lukito, SpA, dalam talkshow "Feeding Difficulty in Children", di Tirtayu Healing Center, Jakarta, beberapa waktu lalu.
1. Buatlah menu yang tidak monoton
Menentukan menu setiap harinya adalah pekerjaan gampang-gampang susah bagi seorang ibu. Selera yang berbeda dari setiap anggota keluarga membuat ibu bingung memilih menu yang dapat memuaskan seluruh anggota keluarga. Salah-salah, pemilihan menu jadi monoton dan tidak menarik.
Agar anak tertarik untuk mencoba masakan yang Anda buat, cobalah membuat menu yang berbeda dan menarik setiap harinya. Anda bisa menaruh sayur (misal wortel) dengan bentuk unik seperti bunga, bintang, atau bulan, atau membuat rangkaian unik dari brokoli. Anda juga bisa membuat makanan unik seperti kue dengan bahan dasar sayur atau buah yang dipadukan dengan cokelat, susu, atau pewarna makanan yang cerah. Anak-anak tentu menyukai makanan yang berwarna-warni.
2. Hormati rasa suka dan tidak suka anak
Layaknya orang tua, anak-anak juga memiliki perasaan suka dan tidak suka. Jangan sekali-kali memaksa anak untuk makan wortel misalnya, kalau dia tidak suka. Masih banyak sayuran lainnya yang baik untuk mata (bila itu tujuan Anda memintanya mengonsumsi wortel), seperti bayam dan brokoli.
“Kalau orang tuanya tidak menyukai salah satu makanan, jangan memaksa anak untuk memakan sesuatu yang tidak ia sukai walaupun kandungannya baik untuk pertumbuhan si anak, apalagi sampai memaksa dengan cara kasar,” jelas dr Vimaladewi. “Anak-anak juga punya hak untuk dihargai apa yang dia sukai dan apa yang tidak disukai. Orang tua saja tidak mau kalau dipaksa memakan makanan yang tidak disukai apalagi anak-anak,” tambahnya
3. Libatkan anak dalam proses penyajian
Ajak anak untuk memilih menu yang menggunakan bahan dasar sayur atau buah. Libatkan dalam proses pembuatan dan penyajiannya. Kemudian, cicipi bersama. Kegiatan ini akan memberikan pelajaran dan pengenalan makanan yang berkesan bagi si kecil.
“Menyuruh anak untuk melakukan hal kecil seperti mengambil sendok atau gelas, dan melibatkannya dalam proses penyajian akan membuat anak merasa senang, sekaligus mengajarkannya untuk menghargai apa yang telah dibuat bersama dengan memakan makanan yang telah dimasak,” ujar dr Vimaladewi.
Jika anak tidak menyukai sayur atau buah, ajak mereka ke perkebunan sayur dan buah. Perkenalkan mereka dengan aneka jenis sayur dan buah-buahan, lalu biarkan mereka menyentuh buah dan sayur tersebut. Terangkan juga padanya bahwa sayuran dan buah tersebut akan membuatnya sehat dan kuat.
4. Atur waktu makan dengan tepat
Perlakukan jam makan dengan tepat, yaitu tiga kali makan besar dan dua kali makan kecil (snack). Siapkan sarapan sebelum dia berangkat sekolah, dan tetapkan waktu maksimal untuk makan, misalnya 20 menit. Jika tidak habis, ambil makanan tersebut. Jika anak sudah lapar lagi sebelum waktunya makan atau snacking, usahakan jangan memberikan makan dulu. Gunanya agar ia mengerti bahwa makanan harus dihabiskan saat makan agar ia tidak terasa lapar. Tidak perlu takut anak akan sakit, karena ini adalah proses pembelajaran bagi anak untuk menghargai makanan yang sudah diberikan.
Usaha ini tentu saja perlu dukungan dari seluruh anggota keluarga, khususnya nenek atau kakek yang biasanya cenderung mengikuti kemauan cucunya. Jelaskan pada mereka bahwa usaha ini demi kebaikan anak Anda sendiri.
6. Berikan lebih sedikit porsi makan dari biasanya
Untuk permulaan, berikan porsi yang lebih sedikit pada anak agar ia dapat menghabiskan makanannya. Setelah makanan habis, jangan lupa memuji anak. Dengan dipuji, anak akan lebih bersemangat dan makan lebih banyak lagi nantinya.
7. Jangan menyogok anak
Menyogok anak dengan iming-iming mainan baru, uang, atau makanan yang ia sukai, hanya akan membuatnya ketagihan dan hanya akan makan jika ada iming-imingnya. Yang perlu Anda ketahui adalah anak hanya ingin makan ketika mereka merasa lapar. Tidak perlu langsung cemas dengan makan mereka yang sedikit dan melakukan apapun termasuk memberikan iming-iming agar mereka mau makan. Porsi makan yang sedikit pada anak bisa jadi memang karena sejumlah itulah yang mereka butuhkan karena anak usia di atas 1 tahun biasanya memiliki pertumbuhan dan berat badan yang melambat.
SUMBER: KOMPAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar