Mejuah-juah

Tuhan si masu-masu

Kamis, 24 Februari 2011

Kenapa Pendidikan Indonesia Terpuruk?


Pendidikan merupakan salah satu faktor penting sebagai  pendukung kemajuan sebuah bangsa di dunia ini. Sistem pendidikan yang sudah maju akan memudahkan sebuah bangsa untuk menggapai kesuksesan. Di negara-negara maju sistem dan fasilitas pendidikan yang tersedia sangat menunjang orang-orang berpendidikan untuk bereksperimen  dan menciptakan hal-hal baru yang akan membuat negara mereka semakin maju dan berkembang.
Bagaimana dengan Indonesia sebagai sebuah negara berkembang? Apakah pendidikan di negara ini sudah mencukupi untuk menyetarai atau bahkan mendahului system pendidika negara-negara maju seperti Amerika Serika, Inggris, Prancis, Jepang, Korea Selatan atau bahkan negara-negara di sekitar kita seperti Malaysia, Thailand dan Singapura.
Menurut penulis, kita sudah kalah jauh bila dibandingkan dengan negara-negara tersebut diatas.  Dari semua aspek yang kita bisa bandingkan, kita sudah tertinggal jauh dari mereka. Tapi dalam hal ini kita tidakj usah berkecil hati karena  masih ada beberapa anak-anak bangsa yang bisa kita banggakan karena telah menjuarai berbagai event pendidikan yang bertaraf internasional.  Hal ini menunjukkan bahwa masih ada secercah harapan bagi bangsa ini agar kelak menjadi sebuah bangsa yang maju dalam berbagai aspek kehidupan terutama aspek pendidikan.
 Mengapa sebenarnya terjadi keterpurukan dalam system pendidikan kita? Menurut penulis, ada berbagai macam latarbelakang atau yang menimbulkan keterpurukan itu. Berikut ini penulis akan menguraikan sebagian aspek yang mempengaruhi keterpurukan system pendidikan Indonesia :
A.      Orang Tua
Salah satu yang mempengaruhi  kenapa pendidikan kita terpuruk adalah orang tua. Maksudnya adalah sebagai orang tua tidak ada dukungan dan komitmen untuk membuat anak mereka meraih pendidikan yang pantas.  Menurut kebanyakan orang tua, apa lagi yang tinggal di daerah pedesaan dan pemukiman kumuh, pendidikan itu tidaklah terlalu penting. Karena bagi mereka cukup makan saja sudah cukup. Atau bahkan untuk mencari makan saja susah, apalagi untuk bersekolah.
Orang tua yang masih berpikiran belum maju. Mereka beranggapan bahwa pendidikan yang berkualitas itu hanya untuk orang-orang yang  memiliki uang saja. Jadinya mereka akan menyekolahkan anak-anak mereka di tempat yang memang sama sekali tidak memenuhi syarat sebagai sekolah.
Ada juga orangtua yang berpikiran bahwa pendidikan itu hanya untuk sedekedar tahu untuk menulis, membaca dan menghitung. Hal ini aka menyebabkan mereka aka menyekolahkan anak-anak mereka hanya tamat SMP atau bahkan SD.
Sebenarnya paradigma orangtua yang seperti ini harus diubah. Siapa yang harus mengubahnya? Itulah tanggung jawab pemerintah untuk membentuk sebuah tim. Misalnya pemerintah mengutus  beberapa orang untuk memberikan seminar betapa pentingnya pendidikan itu di desa-desa yang masih terbelakang, sehingga dengan demikian paradigma itu bisa diubah.  Jangan hanya di kota saja yang di perhatikan secara lebih walaupun sebenarnya ,di kota itu tidak terlalu membutuhkan perhatian lebih karena semuanya sudah tersedia.

B.      Faktor Ekonomi
Salah satu factor terbesar yang mempengaruhi keterpurukan pendidikan adalah masalah ekonomi. Bagaimana seseorang dapat bersekolah di sekolah yang bagus jika tidak memiliki biaya yang cukup. Jangankan untuk biaya bersekolah, biaya makan saja kadang-kadang berkekurangan. Maka hal itu akan membuat mereka lupa akan sekolah.
Paradigma yang berkembang di masyarakat adalah bahwa pendidikan yang bagus itu sangat mahal dan kenyataannya memang demikian. Jikalau anda ingin bersekolah di tempat yang bagus, maka anda harus memiliki uang yang cukup banyak. Sedangkan rata-rata rakyat Indonesia ekonominya hanya pas-pasan saja atau bahkan kurang. Jadi bagaimana mereka dapat bersekolah di tempat yang bagus.

C.      Fasilitas
Masalah mendasar yang sering terdengar dari para pendidik dan siswa adalah  kurangnya fasilitas di tempat-tempat pendidikan.  Apalagi sekolah sekolah yang terdapat di desa-desa terpencil. Nah, hal ini akan mempengaruhi kinerja dari para pendidik maupun siswa itu sendiri. Misalnya, seorang guru ingin siswanya untuk melalukan eksperimen di laboratorium, sedangkan laboratorium yang tersedia tidak memiliki alat-alat yang mereka butuhkan. Pada akhirnya guru dan murid itu tidak akan jadi bereksperimen dan hal itu akan membuat mereka semakin tertinggal  dibelakang.
Disamping hal diatas, keterbatasan fasilitas yang tersedia akan mengakibatkan mandeknya prestasi anak-anak bangsa. Bayangkan saja jika seorang yang ingin meneliti dengan fasilitas yang lengkap harus berpindah ke luar negri. Padahal hal itu membutuhkan dana yang sangat besar, jadinya banyak ide-ide yang sebenarnya muncul dari mereka, tapi akibat tidak tersedia fasilitas yang lengkap di dalam negri di tambah lagi tidak ada biaya ke luar negri maka ide-ide yang seharusnya menjadi hal-hal yang berbau positive akn menjadi mubazir karena hanya didiamkan saja.
Sebenarnya ada juga fasilitas yang sudah di sediakan oleh pemerintah. Dan pada dasarnya fasilitas itu tersedia dengan layak dan cukup baik, tapi kesadaran para penggunanya kadang harus kita pertanyakan karena fasilitas yang tersedia itu sepertinya tidak terjaga dengan baik sehingga fasilitas itu rusak dengan cepat.

D.      Ketersediaan Guru
Salah satu masalah yang paling mendasar dalam system pendidikan di Indonesia adalah ketersediaan guru yang kompetitif dan professional yang sangat terbatas.  Bagaimana mungkin seorang anak akan berhasil jika hanya diajar oleh guru yang memang sebenarnya bukan jurusan keguruan.  Bayangkan saja kebanyakan guru di Indonesia ini belum memenuhi syarat. Hanya sekitar 40% dari total jumlah guru di Indonesia yang sudah memenuhi syarat untuk menjadi seorang gur professional.
Hal lain yang menjadi perhatian adalah keterbatasan guru-guru di daerah. Kecenderungan dari guru-gruru yang ada adalah berlomba-lomba untuk sebisa mungkin mengajar di  daerah perkotaan. Karena mengajar di kota jauh lebih menjanjikan bagi mereka.  Hal itu menyebabkan kekurangan guru yang berada di daerah-daerah terpencil. Maka akan mengakibatkan kesenjangan kulitas pendidikan yang dihasilkan antara dearah dan perkotaan.
E.       Keterlibatan Pemerintah
Keterlibatan pemerintah dalam system pendidikan kita sangatlah penting.  Semua system yang ada dibuat dan direncanakan oleh pemerintah. Seringnya perubahan system pendidikan mengakibatkan kekacauan system pendidikan itu sendiri, Karena satu rencana yang dilakukan dalam satu sitem belum selesai dilaksanakan tapi sudah diubah lagi. Maka akan mengakibatkan semua system yang ada akan berubah-ubah tanpa maksud dan tujuan yang jelas.
Campur tangan pemerintah juga sangatlah dibutuhkan dalam pembenahan fasilitas yang tersedia bagi pendidikan di Indonesia. Pemerataan pendidikan antara daerah dan pusat sangatlah penting untuk menghilangkan kesenjangan pendidikan antara daerah dan pusat dan juga untuk menghilangkan stigma bahwa pemerintah seolah hanya peduli  pendidikan yang adadi pusat. Padahal sebenarnya daerah-daerah sangat membutuhkan fasilitas-fasilitas yang menunjang untuk meningkatkan mutu pendidikan.
F.       Penutup
Semua masalah dan kendala yang terjadi memang bukan masalah yang timbul bagi pemerintah atau organisasi saja. Tetapi sebagai individu, kita juga bertanggung jawab untuk ikut berpastisipasi untuk menyelesaikan masalah pendidikan dan meningkatkan pendidikan di  negara kita ini.
Sebagai sebuah bangsa yang besar, ketrlibatan semua individu, organisasi maupun pemerintah sangatalh dibutuhkan.  Kerjasama antarlini akan membuat system pendidikan yang ada akan menjadi semakin maju. Perhatian dari setiap insan akan menumbuhkan silkap untuk saling tolong menolong menyelesaikan setiap masalah yang ada sekarang ini.
Janganlah kita hanya menyalahkan pemerintah kita. Mereka sudah membuat rancangan yang bagus, hanya inividunya saja yang terkadang berbuat salah. Jadi marilah kita introspeksi diri kita masing-masing untuk menyelesaikan masalah yang ada. Jikalau kita tidak bisa meyelesaikan masalah itu, paling tidak kita tidak menimbulkan masalah baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar